MODUL MEMASANG JARINGAN NIRKABEL
(WIRELESS)
BAB I
STANDAR KOMPETENSI
A. Pengertian
Unit Standar Kompetensi
Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar
Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar
yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi
dimana kompetensi dicapai.
Di dalam unit kompetensi ini, Anda
akan mempelajari bagaimana cara melakukan setting komunikasi wireless.
Sistem pelatihan berbasis kompetensi
terfokus pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun,
diharapkan pelatihan ini dapat dilaksanakan dan dicapai dalam jangka waktu
tidak lebih dari seminggu, tiga sampai lima hari. Pelatihan ini diperuntukkan
khusus bagi para technical support, walaupun tidak menutup kemungkinan
bagi semua orang yang terlibat dalam penggunaan komputer.
Jika Anda belum mencapai kompetensi
pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan
dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk
meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah
maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
B. Unit
Kompetensi Yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan Standar
Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :
a. Mengidentifikasikan
apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
b. Memeriksa
kemajuan peserta pelatihan.
c. Menyakinkan
bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan
penilaian.
BAB I
C. Judul
Unit
Judul Unit : Melakukan setting
komunikasi wireless
D. Deskripsi
Unit
Unit ini akan
menentukan kompetensi yang diperlukan untuk
melakukan setting komunikasi wireless. Unit akan membahas
proses setting dari penentuan kebutuhan perangkat yang tepat, proses
instalasi, hingga ke pengujian perangkat yang digunakan.
E. Elemen
Kompetensi
ELEMEN
KOMPETENSI
|
KRITERIA UNJUK KERJA
|
01 Mempersiapkan perangkat komunikasi wireless
|
1.1 Kebutuhan perangkat
komunikasi wireless diidentifikasi.
1.2 Perangkat komunikasi wireless disiapkan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
1.3
Buku petunjuk peralatan disiapkan dan dibaca cara pemasangan dan instalasi.
1.4 Perangkat komunikasi wireless dipasang pada
konektor atau slot yang sesuai.
1.5 Assesories tambahan dari perangkat
komunikasi wireless dipasang.
|
02
Melakukan instalasi dan setting konfigurasi perangkat komunikasi
|
2.1. Perangkat komunikasi wireless dipastikan
terpasang dengan baik.
2.2.
Software driver disiapkan sesuai dengan perangkat komunikasi wireless yang digunakan.
|
STANDAR KOMPETENSI
|
2.3. Driver diinstall.
2.4. Tools komunikasi wireless dibuka untuk
mengetahui hot-spot atau perangkat komunikasi wireless
lainnya.
2.5. Koneksi komunikasi disetting sesuai dengan perangkat komunikasi wireless yang dituju.
|
03 Pengujian
komunikasi wireless
|
3.1 Disiapkan software aplikasi yang akan
digunakan sebagai alat uji.
3.2 Software dijalankan dan sistem
komunikasi dilakukan.
3.3
Dibuatkan laporan instalasi dan pengujian perangkat wireless.
|
Tabel 1
Elemen Kompetensi
F. Batasan
Variabel
Batasan variabel dalam bahasan ini adalah:
1. Unit
ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi.
2. Dalam
melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
2.1 Perangkat komputer yang telah siap
dioperasikan beserta Instruction Manual-nya
2.2 Paket instalasi Software Aplikasi yang akan
diinstall.
2.3 Installation Manual Software tersebut.
2.4 SOP yang berlaku di perusahaan.
2.5 Log sheet atau report sheet yang ditetapkan
oleh perusahaan.
2.6 Peralatan yang terkait dengan pelaksanaan unit
kompetensi. STANDAR KOMPETENSI
BAB II
STRATEGI DAN METODE INSSTRUKTURAN
A. Strategi Pembelajaran
Belajar dalam suatu Sistem Berbasis Kompetensi berbeda
dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Insstruktur. Pada sistem ini Anda
akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu
merencanakan belajar Anda dengan Insstruktur dan kemudian melakukan praktek sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca
bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan
mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat
catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan
bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah Anda miliki.
d. Merencanakan
aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba
mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap
belajar.
b. Merevisi
dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati
keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Insstruktur atau orang yang
telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan
pertanyaan kepada Insstruktur tentang konsep sulit yang Anda temukan.
BAB II
Implementasi
a. Menerapkan
insstrukturan kerja yang aman.
b. Mengamati
indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan
keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk
penyelesaian belajar Anda.
B. Metode Pembelajaran
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan.
Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar
secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun
proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih
setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok.
Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan
pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara
formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini
umumnya mencakup topik tertentu.
STRATEGI DAN METODE INSSTRUKTURAN
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1 Tujuan Instruksional Umum o Siswa
mengerti dan mampu mendeskripsikan konsep komunikasi wireless. o Siswa
dapat melakukan persiapan implementasi komunikasi wireless, termasuk
mendefinisikan kebutuhan perangkat dan memilih perangkat yang tepat.
o Siswa
dapat melakukan instalasi dan implementasi perangkat wireless.
o Siswa
dapat melakukan pengujian terhadap perangkat wireless yang sudah
diinstalasi.
4.2 Tujuan Instruksional Khusus o Siswa
dapat mengetahui apa yang dimaksud komunikasi wireless. o Siswa
dapat mengidentifikasi kebutuhan spesifikasi perangkat wireless.
o Siswa
dapat mengidentifikasi kebutan peruhangkat wireless yang akan
digunakan.
o Siswa
dapat melakukan instalasi perangkat wireless. o Siswa dapat melakukan instalasi driver
yang dibutuhkan.
o Siswa
dapat melakukan setting perangkat wireless sesuai dengan
kondisi lapangan.
o Siswa
dapat melakukan pengujian terhadap perangkat wireless yang sudah
diinstalasi.
BAB IV
4.3 Sekilas tentang komunikasi wireless
Sebelum membahas
tentang bagaimana melakukan setting komunikasi wireless, terlebih dahulu
perlu diketahui apa yang dimaksud dengan komunikasi wireless dan
teknologinya. Sebagai catatan, karena kalimat komunikasi wireless
memiliki cakupan yang sangat luas. Maka dalam unit ini hanya akan membahas
teknologi Wi-Fi (yang dicakup dalam protokol IEEE 802.11) beserta aplikasi
dan teknologi yang terkait.
Dalam teknologi wireless
dikenal beberapa istilah atau standar komunikasi, antara lain broadband
(teknologi wireless yang memiliki kecepatan transfer data yang besar dan
mampu menjangkau jarak hingga beberapa kilometer), Wi-Fi (teknologi wireless
yang umum digunakan untuk wireless Local Area Network / LAN), Bluetooth
(teknologi wireless yang umumnya digunakan pada handphone). Masing-masing
teknologi tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masingmasing terkait
dengan kecepatan transfer data, jarak jangkau dan harga perangkat yang
digunakan.
Teknologi
|
Kecepatan
(Mbps)
|
Jarak
|
Harga
|
Broadband
|
>10
|
>1km
|
Relatif Mahal
|
Wi-Fi
|
11 – 54
|
30m – 8km
|
Murah
– Menengah
|
Bluetooth
|
1.5
|
1 – 5m
|
Menengah
|
Tabel 3
Perbandingan teknologi wireless
Keuntungan dari
sistem Wi-Fi , pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi pada
jarang jangkauan dari satu titik pemancar Wi-Fi. Untuk jarak pada
sistem Wi-Fi mampu menjangkau area 100feet atau 30m radius. Selain itu
dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi
sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan meter bahkan beberapa kilometer ke
satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat dimana
satu perangkat Access Point dapat saling merelay (disebut bridge)
kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan
dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah
jaringan LAN.
4.3.1 Sekilas tentang protokol Wi-Fi
Teknologi Wi-Fi
sendiri memiliki suatu protokol khusus yang ditetapkan oleh IEEE dengan kode
802.11. Protokol ini hingga saat ini terbagi menjadi 3 variasi yaitu 802.11a,
802.11b, dan 802.11g. Berikut adalah perbandingan masing-masing protokol
tersebut.
Protokol
|
802.11a
|
802.11b
|
802.11g
|
Frekuensi
|
5GHz
|
2.4GHz
|
2.4GHz
|
Kecepatan
transfer data
|
54Mbps
|
11Mbps
|
54Mbps
|
Tabel 4
Perbandingan protokol 802.11
Protokol 802.11a
merupakan protokol yang pertama kali dikeluarkan, protokol ini menggunakan
spektrum frekuensi 5GHz dan mampu mencapai kecepatan transfer data hingga
54MBps. Namun beberapa pabrikan yang menggunakan protokol ini memiliki mode
transmisi yang khusus, sehingga tidak dapat berkomunikasi satu dengan yang
lain.
Keunggulan dari
protokol ini adalah ketahanannya terhadap gangguan frekuensi dan kemampuan
untuk menangani jaringan dengan kapasitas yang besar. Kelemahan dari protokol
ini adalah perbedaannya dengan protokol 802.11b mengakibatkan keharusan untuk
menggunakan access point untuk masing-masing protokol dan router
khusus untuk menghubungkan perangkat dari kedua protokol, selain itu
ketersediaan perangkat untuk protokol yang minim dan harga yang mahal menjadi
kekurangan dari protokol 802.11a.
Sedangkan protokol
802.11b adalah protokol yang umum digunakan, sebelum keluarnya protokol
802.11g. Protokol ini menggunakan spektrum frekuensi 2.4GHz dan memiliki
kecepatan transfer data hingga 11MBps. Dengan kemampuan kecepatan transfer data
yang dimilikinya, 802.11b sudah cukup untuk digunakan sebagai jaringan rumah
atau kantor kecil, karena sudah mampu untuk memfasilitasi akses internet
kecepatan tinggi, game dan transfer file ukuran kecil hingga menengah. 802.11b
juga dapat digunakan secara
Kelemahan dari
protokol ini adalah karena menggunakan frekuensi 2.4GHz, 802.11b rentan
terhadap gangguan (interferensi) frekuensi yang diakibatkan oleh perangkat elektronik umum seperti microwave
dan telepon cordless. 802.11b juga dapat digunakan untuk berkomunikasi jarak
jauh dengan menggunakan antena high-gain dan amplifier. Jarak yang dapat
dijangkau dengan menggunakan konfigurasi tersebut dapat mencapai 8km, bahkan
ada yang melaporkan hingga 80km, dengan catatan tetap kondisi line-of-sight
(LOS) tetap terjaga. Hal ini menjadi sebuah alternatif untuk komunikasi jarak
jauh dibandingkan dengan perangkat microwave yang lebih mahal. Sayangnya hal ini
terbentur dengan regulasi nilai maksimum daya yang dapat dipancarkan oleh
pemancar radio.
Untuk menutupi
kelemahan dari 802.11a dan 802.11b, IEEE meratifikasi protokol 802.11g.
Protokol ini bekerja pada spektrum frekuensi 2.4GHz (seperti 802.11b) dan
memiliki kecepatan transfer data hingga 54Mbps. Perangkat yang menggunakan
protokol ini juga kompatibel dengan perangkat 802.11b, namun keberadaan
perangkat dengan protokol 802.11b dalam jaringan 802.11g akan mengurangi
kecepatan transfer data jaringan tersebut. Sayangnya, karena menggunakan
spektrum frekuensi yang sama dengan 802.11b, protokol 802.11g juga mengalami
interferensi frekuensi yang signifikan.
Pada tahun 2006 beberapa vendor
menerapkan teknologi baru pada protokol 802.11 yang sudah ada yang menggunakan
tehnik Multiple Input Multiple Output (MIMO). Tehnik MIMO ini dapat
menggunakan antena tambahan, biasanya menggunakan konfigurasi 2x2 maksudnya 2
antena untuk mengirim dan 2 untuk menerima sinyal. Jumlah antena yang lebih
banyak akan mengakibatkan jumlah data yang dikirim akan berlipat sesuai dengan
jumlah pasangan antena yang digunakan. Disinyalir tehnik ini dapat meningkatkan
data
throughput secara signifikan dibandingkan dengan protokol 802.11
sebelumnya. IEEE meratifikasi teknologi ini menjadi protokol 802.11n, dan
rencananya akan ditetapkan pada tahun 2009.
4.3.2 Sekilas tentang fitur keamanan Wi-Fi
Karena sistem Wi-Fi
mengunakan transmisi frekuensi secara bebas, maka pancaran sinyal yang
ditransmisikan pada perangkat Wi-Fi dapat ditangkap oleh komputer lain sesama
pemakai Wi-Fi. Untuk mengurangi terjadinya hal seperti ini maka dalam
teknologi Wi-Fi ditambahkan juga sistem pengaman misalnya WEP (Wired
Equivalent Privacy) untuk pengaman sehingga antar komputer yang telah
memiliki otorisasi dapat saling berkomunikasi.
WEP bekerja dengan
menggunakan shared key (merupakan kode untuk membuka enkripsi data data) pada
klien dan AP (access point, merupakan perangkat yang menghubungkan
klien-klien pada suatu jaringan wireless), dan menggunakan shared key
tersebut untuk encrypt dan decrypt data yang di transmisikan. Sayangnya
sekarang WEP sudah dinilai tidak cukup kuat untuk mengamankan jaringan wireless.
WPA (Wireless
Protected Access) sekarang telah digunakan untuk mengamankan jaringan wireless.
WPA menggunakan enkripsi (AES - Advanced Encryption Standard) yang lebih kuat
dibandingkan WEP, dengan catatan hal ini bergantung dari password
(kode shared
key) yang digunakan. Untuk penggunaan jaringan wireless di rumah, dapat
menggunakan WPA atau WPA2. Sedangkan penggunaan perkantoran yang membutuhkan
keamanan lebih dapat menggunakan WPA2 dengan tambahan radius server.
Untuk mengamankan jaringan lebih
lanjut, dapat digunakan perangkat AP yang sudah terintegrasi dengan wireless
router. Perangkat ini selain dapat berfungsi sebagai AP juga dapat
melakukan fungsi-fungsi keamanan yang terdapat pada perangkat router
pada umumnya, seperti DHCP, NAT, VPN dan sebagainya.
4.3.3 Sekilas tentang konfigurasi mode jaringan Wi-Fi
Ada 2 konfigurasi
mode Wi-Fi
yang dapat digunakan, Adhoc dan Infrastruktur. Yang membedakan keduanya
adalah penggunaan AP atau perangkat dalam mode AP dalam jaringan. Konfigurasi
mode Adhoc hanya melakukan hubungan antara 2 komputer tanpa menggunakan
perangkat dalam mode AP, gambaran untuk konfigurasi ini mirip seperti direct
connection antara 2 komputer hanya dengan kabel UTP dengan konfigurasi cross.
Gambar 1
Skema konfigurasi Adhoc
Konfigurasi ini
hanya membutuhkan 1 komputer yang memiliki SSID (Service Set IDentifier – identitas
sebuah jaringan wireless pada perangkat wireless atau computer) dan perangkat
atau computer lain yang ingin terhubung dapat menggunakan SSID ini sebagai
tujuan. Sesungguhnya konfigurasi ini adalah dasar dari konfigurasi wireless
yang ada, karena menghubungkan 2 perangkat atau komputer dalam sebuah jaringan.
Konfigurasi yang
lain adalah mode Infrastruktur. Konfigurasi ini menggunakan perangkat dalam
mode AP untuk menghubungkan klien yang terdapat dalam jaringannya. Perangkat dalam mode AP berfungsi sebagai Hub
seperti pada jaringan wired, namun bedanya perangkat dalam mode AP memancarkan
SSID agar komputer atau perangkat lain dalam jaringan dapat menghubungkan diri.
Gambar 2
Skema konfigurasi Infrastruktur
Keuntungan
pada konfigurasi mode Infrastruktur antara lain adalah:
a. Untuk
sistem AP dengan melayani banyak PC tentu lebih mudah melakukan manajemen
jaringannya dan komputer klien dapat mengetahui bahwa disuatu tempat ada sebuah
perangkat atau komputer yang memancarkan sinyal AP dari sebuah jaringan.
b. Bila
mengunakan perangkat khusus, maka tidak diperlukan sebuah PC berjalan setiap
waktu untuk melayani klien pada jaringan. Umumnya perangkat AP dapat
dihubungkan langsung ke sebuah switch atau sebuah jaringan LAN. Sehingga dapat
memnghubungkan komputer yang menggunakan Wi-Fi untuk dapat masuk ke
dalam sebuah jaringan.
c. Sistem
keamanan pada AP lebih terjamin. Untuk fitur pengaman sebuah perangkat AP
memiliki beberapa fitur seperti melakukan pemblokiran IP atau MAC address,
membatasi pemakai pada port dan lainnya, seperti layaknya sebuah router.
4.3.4
Sekilas tentang perangkat jaringan Wi-Fi
Beberapa
perangkat penting dalam jaringan Wi-Fi antara lain adalah:
a. Wireless
Access Point (WAP atau AP)
Merupakan perangkat yang menghubungkan berbagai perangkat
komunikasi Wi-Fi dalam sebuah jaringan wireless. WAP biasanya
terhubung dengan jaringan wired (seperti terhubung ke modem ADSL, router,
switch, dll) dan dapat me-relay data antara perangkat wireless
dan wired.
Sesama WAP dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga dapat membentuk jaringan
yang lebih besar. Beberapa jenis WAP telah mengintegrasikan fungsi router
didalamnya, sehingga WAP memiliki kemampuan router, seperti internet sharing,
firewall,
dan sebagainya. Perlu diperhatikan, WAP memiliki kapasitas maksimum klien yang
dapat terhubung ke dalam jaringannya, biasanya berkisar antara belasan hingga
40 klien per WAP bergantung pada merk.
Gambar 3 Wireless router
b. Wireless Network Adapter (WNA)
Perangkat ini terpasang di PC dan berfungsi modul
komunikasi antara PC dengan jaringan wireless (baik Adhoc maupun Infrastruktur). Ada
berbagai macam bentuk dan antarmuka yang digunakan, antara lain: i. USB
Perangkat WNA jenis ini biasanya memiliki jarak jangkau
yang pendek karena menggunakan catu daya dari USB. Keunggulannya adalah
kemudahan penggunaan, sedangkan kekurangannya adalah jarak jangkau yang relatif
pendek dibandingkan dengan WNA jenis lain. Selain itu penggunaan perangkat ini
(seperti halnya perangkat USB lain) dapat membebani kinerja PC.
Gambar 4 USB Wireless
Network Adapter
ii. PCI slot
Perangkat ini biasanya digunakan pada PC, karena
ketersediaan slot PCI terbatas pada PC.
Gambar 5 PCI
Slot Wireless Network Adapter
iii. PCMCIA / PC Card
WNA yang menggunakan interface PCMCIA / PC Card
biasanya digunakan pada notebook, tablet PC atau handheld PC. Perangkat ini
menggunakan antena internal yang terintegrasi pada perangkat.
Gambar
6 PCMCIA Wireless Network Adapter iv. MiniPCI slot
Perangkat dengan interface ini umumnya digunakan pada notebook
yang menyediakan interface MiniPCI pada motherboardnya.
Gambar 7
MiniPCI Slot Wireless Network Adapter
v. Intel Centrino
Merupakan teknologi prosesor dari Intel yang mengintegrasikan
perangkat WNA di dalam prosesornya. Teknologi prosesor ini didesain untuk
digunakan pada notebook, karena selain teknologi ini mendukung konsumsi daya
yang rendah. Biasanya notebook yang menggunakan prosesor ini menampilkan gambar
dibawah.
Gambar 8 Lambang Intel Centrino
Selain
kedua perangkat diatas, PC juga menjadi komponen terpenting.
Operating System (OS) dari PC juga merupakan komponen
pendukung, perlu diperhatikan untuk unit ini seluruh proses menggunakan
Microsoft Windows XP dengan Service Pack 2 sebagai OS. Ada juga komponen
opsional seperti antena eksternal (biasanya digunakan untuk menambah jarak
jangkauan), modem internet (bila ingin menghubungkan jaringan ke internet).
4.4 Mendefinisikan kebutuhan jaringan Wi-Fi
Langkah awal yang harus diambil sebelum
mengimplementasikan jaringan adalah mendefinisikan kebutuhan dari jaringan wireless.
Faktor penting yang harus dipertimbangkan apabila ingin melakukan implementasi
jaringan wireless adalah biaya, karena perangkat Wi-Fi masih relatif
lebih mahal dibandingkan perangkat jaringan wired. Sebagai contoh, harga
perangkat PCI Wi-Fi card
adapter harganya masih dua bahkan tiga kali lipat
lebih mahal dibandingkan dengan PCI Network Interface Card PCI. Pertimbangan
lainnya adalah kemudahan, yang dimaksud adalah kemudahan yang ditawarkan dari
jaringan wireless yang notabene adalah kebebasan bergerak dan tidak perlu
memikirkan mengenai kabel jaringan. Hal ini mungkin tidak relevan apabila anda
tidak sering memindahkan PC atau notebook. Pertimbangan ini dapat menjadi kunci
penentuan jadi atau tidaknya implementasi jaringan wireless.
Apabila keputusannya adalah untuk tetap
melaksanakan implementasi, maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan
konsep jaringan wireless yang akan digunakan. Berdasarkan konsep
konfigurasi jaringan wireless yang telah dibahas sebelumnya, konfigurasi
Adhoc lebih cocok bila diimplementasikan pada konektifitas antara 2 komputer
sedangkan konfigurasi infrastruktur lebih cocok untuk jaringan yang lebih luas
dan banyak klien. Berikut merupakan poin-poin penting yang dapat diperhatikan
dalam mendefinisikan konsep jaringan wireless:
a. Alokasi
dana (budget)
Merupakan elemen terpenting, kebutuhan akan jaringan wireless dan
perangkatnya akan disesuaikan dan diatur sesuai dengan dana yang tersedia.
Sebagai gambaran, perangkat dengan protokol 802.11a masih mahal dibandingkan
dengan 802.11g, sedangkan perangkat 802.11b mungkin lebih mahal dibandingkan
802.11g karena produknya sudah mulai diskontinyu. Melakukan studi kelayakan
sebelum melakukan implementasi dapat membantu mengoptimalkan budget.
b. Cakupan
jaringan
Penentuan cakupan jaringan akan mempengaruhi jenis dan
jumlah perangkat yang akan digunakan. Cakupan jarak dari jaringan dapat
dipengaruhi oleh keberadaan tembok atau partisi, keberadaan perangkat 802.11
yang lain, keberadaan perangkat yang menghasilkan interferensi frekuensi.
Karena jarak dari perangkat 802.11a/b/g tanpa perangkat tambahan tidak jauh
berbeda (sekitar 30-40m indoor dan 100m outdoor), maka bila
implementasi akan dilakukan pada jarak yang lebih jauh harus digunakan AP dalam
mode bridge
atau dalam mode ESS (Extended Service Set).
c. Jumlah
klien
Faktor ini akan mempengaruhi jumlah AP yang akan digunakan,
karena setiap AP memiliki kapasitas maksimum klien yang dapat dilayani dalam
satu waktu. Umumnya AP hanya dapat melayani belasan hingga 40 klien, hal ini
bisa diketahui dari spesifikasi teknis perangkat AP.
d. Keamanan
Umumnya perangkat AP memiliki fitur WEP dan atau WPA
terintegrasi untuk mengamankan jaringan. Namun kadang hal ini tidak cukup baik,
apalagi untuk implementasi pada level korporat, maka dapat digunakan perangkat wireless
router. Umumnya perangkat AP sekarang telah mencakup wireless
router, namun masih ada yang belum sehingga perlu dicermati lebih
seksama dalam memilih perangkat yang akan digunakan. Dari sudut pandang biaya,
harga perangkat AP dedicated (hanya berfungsi sebagai AP saja)
dibandingkan dengan perangkat AP yang terintegrasi dengan wireless
router, tidak terpaut jauh.
e. Koneksi
ke jaringan wired atau internet
Apabila konektifitas ini belum tersedia, maka pengadaan
untuk perangkat seperti modem, switch atau router perlu dipertimbangkan dalam
implementasi.
f.
Perangkat yang telah tersedia
Perlu diperhatikan ketersediaan interface pada perangkat
yang sudah ada (seperti PC, notebook, PDA) untuk mempersiapkan tipe WNA yang
akan dipasang. Contohnya pada umumnya notebook telah dilengkapi dengan
perangkat Wi-Fi yang telah terintegrasi pada prosesornya, sehingga dapat
langsung digunakan dalam konfigurasi Adhoc atau Infrastruktur (bila telah
tersedia perangkat AP). Contoh dari hal ini salah satunya adalah notebook yang
menggunakan prosesor Intel Centrino.
4.5 Mempersiapkan perangkat yang dibutuhkan
Langkah selanjutnya
setelah menentukan kebutuhan adalah untuk mempersiapkan perangkat yang akan
digunakan. Seperti telah dijelaskan pada bab 4.3.4, ada 3 komponen penting
untuk mengimplementasikan jaringan wireless:
a. PC
b. AP
c. Wireless
Network Adapter (WNA)
Diasumsikan bahwa PC beserta OS sudah tersedia, maka
perangkat yang perlu diadakan adalah AP dan WNA. Khusus untuk OS Windows XP
yang dibahas, konfigurasi untuk jaringan wireless telah tersedia di dalamnya,
sehingga biasanya pengguna hanya perlu untuk melakukan instalasi driver dan
setting minor saja. Sebelum memilih perangkat AP dan WNA, perlu diingat bahwa
sangat penting untuk memperhatikan spesifikasi dari perangkat yang dicari dan
sebaiknya mencari referensi dari sumber lain mengenai perangkat karena
kadang-kadang spesifikasi yang diberikan tidak sesuai karena kondisi lapangan
yang berbedabeda.
Pemilihan perangkat dimulai dari
pemilihan protokol 802.11 yang akan digunakan. Protokol yang akan digunakan
harus seragam untuk semua perangkat yang digunakan, apabila tidak maka
perangkat tidak akan dapat berkomunikasi. Penjelasan mengenai protokol 802.11
dapat dilihat pada bab 4.3.1. Umumnya perangkat yang beredar di pasaran
sekarang adalah perangkat yang sudah dapat beberapa protokol sekaligus, sebagai
contoh perangkat AP atau WNA yang dapat mendukung protokol 802.11a/b/g
sekaligus. Dari sudut pandang harga perangkat seperti ini harganya lebih mahal,
namun dengan keuntungan dapat melayani banyak protokol dalam satu perangkat
saja. Perlu diingat bahwa walaupun perangkat mendukung bermacam protokol, namun
yang akan digunakan hanya salah satunya saja (terkecuali untuk 802.11b dan g).
Contohnya adalah AP 802.11a hanya bisa berkomunikasi dengan perangkat lain
dengan protokol yang sama. Sedangkan khusus untuk perangkat 802.11b dan 802.11g
dapat berkomunikasi dengan sesamanya.
Setelah memutuskan protokol yang akan
digunakan, langkah selanjutnya adalah untuk menentukan perangkat yang akan
digunakan. Untuk jumlah perangkat yang akan digunakan akan terkait dengan
konfigurasi jaringan yang diinginkan, dimana untuk konfigurasi Adhoc hanya
membutuhkan minimal 2 buah WNA sedangkan untuk konfigurasi Infrastruktur
membutuhkan minimal 1 buah AP dan 1 buah WNA (dalam konfigurasi BSS [Basic
Service Set]).
Untuk pemilihan perangkat AP, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, terdapat 2 pilihan. Pertama hanya menggunakan
perangkat AP saja, sedangkan yang kedua menggunakan perangkat AP dan wireless
router. Sedangkan untuk pemilihan WNA, selain mengenai protokol pilihan
biasanya terkait dengan interface dari yang tersedia pada PC atau notebook.
Penjelasan mengenai perangkat WNA dan AP dapat dilihat pada bab 4.3.4. Ada
baiknya untuk juga mempertimbangkan faktor purna jual dan dukungan teknis dari
vendor perangkat. Sebaiknya juga mencari referensi dari sumber lain untuk dalam
menilai perangkat yang tepat.
Setelah melakukan pemilihan dan
mempersiapkan perangkat, langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi
penempatan perangkat AP (bila menggunakan konfigurasi Infrastruktur) atau WNA
(bila menggunakan konfigurasi Adhoc) terhadap WNA klien. Tolak ukur yang paling
mudah adalah menggunakan rumus jarak jangkau maksimum dari perangkat AP.
Jarak optimal = jarak maksimum x 80%
Tentunya rumus ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang
dapat mengurangi jarak jangkau perangkat, seperti tembok; partisi; kaca; semua
material yang mengandung unsur metal; dan sebagainya. Adanya interferensi
frekuensi juga dapat mengurangi jarak tersebut secara signifikan (umumnya
terjadi pada perangkat protokol 802.11b/g).
Penentuan lokasi penempatan juga
bergantung pada jumlah klien yang akan tergabung dalam jaringan. Apabila jumlah
klien melebihi jumlah kapasitas AP, maka ada baiknya perangkat AP ditambah
(dioperasikan dalam mode ESS) dan penempatannya dapat dibagi menurut
kebutuhan.
Konfigurasi ESS merupakan gabungan dari
dua atau lebih perangkat AP dalam mode Basic Service Set (BSS). Mode BSS
merupakan konfigurasi standar jaringan wireless atau biasa disebut Wireless
Local Area Network (WLAN), dimana anggotanya adalah semua perangkat WNA
yang dilayani oleh hanya satu AP. Untuk mengimplementasikan konfigurasi ESS
sebaiknya perangkat dan konfigurasi WLAN yang digunakan seragam, sehingga
mengurangi kemungkinan kegagalan.
Implikasi lain dari penempatan AP
adalah pengaruh terhadap kecepatan transfer data pada perangkat WNA klien. Hal
ini terkait dengan kekuatan sinyal dari AP yang diterima WNA klien. Secara
otomatis apabila kekuatan sinyal berkurang maka WNA akan secara otomatis
mengurangi kecepatan transfer data. Sebaliknya bila kekuatan sinyal bertambah
maka WNA akan menambah kecepatan transfer data. Perlu diingat bahwa perangkat
WNA yang menggunakan interface USB memiliki jarak transmisi sinyal yang
lebih pendek dibandingkan dengan interface yang lain. Berikut ini adalah faktor
yang dapat mempengaruhi jarak jangkau transmisi
sinyal dari AP ke WNA atau AP lain.
a. Jenis
protokol
b. Interferensi
sinyal
c. Keberadaan
penghalang atau reflektor sinyal
d. Jenis
interface
dari WNA
Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa
hanya memikirkan lokasi AP saja dan tidak WNA. Hal ini karena pada umumnya
untuk memindahkan perangkat WNA juga akan memindahkan PC atau perangkat dimana
WNA terhubung, dan hal ini tidak semudah memindahkan AP. Oleh karena itu
umumnya untuk implementasi jaringan wireless lebih menekankan pada penentuan
lokasi AP.
Pembahasan mengenai perangkat yang akan
dibutuhkan akan diawali dengan persiapan perangkat AP kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan singkat mengenai perangkat AP yang terintegrasi dengan
wireless router dan akan diakhiri dengan pembahasan mengenai persiapan
perangkat WNA. Pembahasan persiapan perangkat akan membahas konfigurasi
Infrastruktur, sedangkan untuk konfigurasi Adhoc hanya akan dibahas pada bab
4.5.3 mempersiapkan perangkat WNA.
4.5.1 Mempersiapkan perangkat AP
Umumnya vendor perangkat memberikan
komponen berikut ini pada paket penjualan perangkat AP.
a. Modul
AP
b. Antena
c. Power
supply atau adaptor
d. CD
(dapat berisi software quick start atau softcopy buku manual)
e. Buku
manual, quickstart atau dokumen lain
Untuk semua persiapan awal, pastikan bahwa semua perangkat
(PC, AP, router atau switch) berada dalam posisi power off. Letakkan AP pada
posisi yang sudah ditentukan sebelumnya, lihat bab 4.5 untuk pertimbangan
mengenai lokasi AP yang optimal. Posisikan antena sehingga dapat menghasilkan
performa yang maksimal, biasanya lokasi yang tinggi dapat memberikan performa
yang tinggi.
Gambar
9 Tampilan belakang dari Linksys WAP54G
Gambar diatas merupakan contoh dari
perangkat AP, WAP54G produksi Linksys. Bentuk diatas mungkin berbeda untuk
perangkat lain, namun konfigurasi tersebut merupakan bentuk dasar. Ada 3 hal
penting di bagian tengah dari gambar diatas.
a. Tombol
Reset
(terletak di paling kiri), berfungsi untuk mengembalikan kondisi perangkat ke
kondisi paling awal (setting pabrik).
b. Port
RJ45 / ethernet (terletak di tengah), merupakan port yang menghubungkan AP
dengan perangkat jaringan lain (hub, switch atau router).
c. Port
Power (terletak di paling kanan), merupakan port power supply yang
menghubungkan perangkat dengan sumber catu daya atau adaptor.
Untuk mempersiapkan perangkat AP yang
pertama harus dilakukan adalah menghubungkan kabel ethernet (hubungkan ke PC,
atau jaringan yang sudah tersedia melalui switch atau hub) dan power pada port
yang tersedia, baru setelah itu perangkat dapat dinyalakan. Umumnya untuk
melakukan konfigurasi pada kondisi awal, vendor perangkat menyediakan fasilitas
khusus berupa CD maupun dokumen user manual atau quick start. Perlu diingat
untuk selalu membaca dan mengerti isi dari informasi yang diberikan dalam CD
maupun dokumen tersebut sebelum melakukan perubahan konfigurasi.
Gambar 10
Cara menghubungkan kabel ethernet dan kabel power pada Linksys
WAP54G
Untuk dapat melakukan konfigurasi, AP harus dihubungkan ke jaringan LAN terlebih
dahulu melalui switch atau hub. Untuk mengakses AP bisa menggunakan web browser
ke IP address AP (IP address awal biasanya diberikan oleh vendor, informasi ini
dapat diketahui pada dokumen quick start atau user manual) atau dengan
menggunakan CD. Pastikan bahwa setting gateway IP dari jaringan dan AP sudah
seragam. Setelah dapat mengakses AP, umumnya AP akan menanyakan password
(password
awal biasanya diberikan oleh vendor, informasi ini dapat diketahui pada dokumen
quick
start atau user manual).
Gambar 11
Contoh tampilan yang menanyakan password
AP
Konfigurasi awal yang harus dilakukan
untuk perangkat AP akan bergantung pada vendor masing-masing. Adapun parameter
yang harus di konfigurasi pada AP untuk penggunaan pada WLAN antara lain:
a. Password
untuk mengakses AP
Digunakan untuk dapat mengakses AP melalui jaringan.
Umumnya pada kondisi awal vendor memberikan password default
untuk dapat mengakses AP pertama kali.
Gambar 11
Contoh tampilan untuk merubah password
AP
b. IP
address dari AP
Konfigurasi IP address AP juga termasuk subnet mask dan
gateway. Konfigurasi ini sangat penting untuk dapat menghubungkan AP ke
jaringan LAN. Umumnya pada kondisi awal vendor memberikan IP address private
default.
Umumnya perangkat AP sudah mendukung fitur DHCP untuk pemberian IP address
secara otomatis dari DHCP server.
Gambar 12
Contoh tampilan konfigurasi LAN dan WLAN
c. SSID
SSID untuk sebuah jaringan WLAN harus seragam, agar semua
WNA klien dapat saling terhubung. Nama SSID umumnya case sensitive dan
terdiri atas 32 karakter alphanumeric (semua karakter pada keyboard). Umumnya
terdapat pilihan untuk melakukan broadcast SSID yang dimaksudkan untuk
mempermudah klien untuk mendeteksi keberadaan AP. Untuk menambah keamanan
jaringan sebaiknya setelah melakukan konfigurasi opsi broadcast SSID
dinon-aktifkan, agar keberadaan jaringan WLAN tidak dapat terdeteksi secara
terbuka.
d. Protokol
yang digunakan
Umumnya hanya terdapat pada AP yang mendukung multi
protokol (contohnya 802.11b/g). Perlu diingat bahwa untuk opsi operasi pada
protokol 802.11b/g campuran, maka kecepatan transfer data akan menyesuaikan
dengan kecepatan yang paling rendah (802.11b). Sedangkan bila hanya menggunakan
salah satu protokol maka klien yang menggunakan protokol lain tidak akan bisa
menggunakan jaringan WLAN (contohnya bila menggunakan 802.11g maka klien yang
menggunakan 802.11b tidak dapat terhubung ke WLAN).
e. Channel
Merupakan jalur / pita frekuensi yang digunakan AP untuk
melakukan transmisi sinyal. Perlu diingat bahwa semua AP dalam jaringan WLAN
harus menggunakan channel yang sama agar dapat saling berkomunikasi. Umumnya
terdapat 11 channel yang dapat digunakan. Ada baiknya untuk mengatur channel
yang digunakan, karena apabila channel yang dipilih dirasakan tidak beroperasi
secara optimal (kecepatan transfer rendah atau jarak jangkaunya pendek) maka
besar kemungkinan pada channel tersebut terdapat interferensi.
f.
WEP dan WPA
Untuk fitur keamanan hanya bisa dipilih salah satu dari
pilihan WEP atau WPA. Ada 2 parameter penting apabila ingin menggunakan fitur
WEP atau WPA.
1) Jenis
enkripsi
Untuk WEP ada 2 jenis enkripsi yang dapat digunakan,
64-bit 10 hex digit atau 128-bit 26 hex digit.
Sedangkan WPA menggunakan TKIP atau AES, atau dapat juga
menggunakan kombinasi keduanya (TKIP memiliki keamanan yang lebih kuat
dibanding AES).
2) Key
Merupakan kode yang digunakan untuk semua perangkat (AP
dan WNA) agar dapat saling berkomunikasi dalam jaringan WLAN.
Khusus untuk WPA dapat juga menggunakan fasilitas server
RADIUS bila tersedia. Penting untuk diingat bahwa agar semua klien dapat
terhubung pada jaringan WLAN maka jenis enkripsi dan key yang digunakan harus
seragam.
Gambar 13 Contoh
tampilan konfigurasi WPA
Gambar 14
Contoh tampilan konfigurasi WEP
g. Mode
AP
Umumnya ada 3 mode yang dapat digunakan.
1) AP
Merupakan konfigurasi default dari perangkat AP. AP akan
berfungsi sebagai pusat distribusi akses ke jaringan WLAN.
2) Repeater
atau mode ESS
Apabila ingin menambah jarak cakupan WLAN maka ini adalah
konfigurasi yang dapat digunakan. Konfigurasi dapat menjadikan AP sebagai
repeater sinyal dari AP lain, sehingga secara langsung dapat memperluas cakupan
WLAN.
3) Bridge
Merupakan konfigurasi dimana AP hanya berfungsi sebagai
penghubung wireless antara dua atau lebih jaringan LAN. Namun AP tidak dapat
berfungsi sebagai pusat jaringan WLAN. Bila akan menggunakan mode ini, pastikan
bahwa konfigurasi channel, SSID dan WEP / WPA key seragam.
Gambar 14
Contoh tampilan konfigurasi mode AP
Gambar 15
Contoh topologi wireless bridge
Setelah melakukan pengaturan
konfigurasi seperti yang telah dijelaskan diatas, maka AP sudah dapat
difungsikan pada WLAN.
4.5.2 Mempersiapkan perangkat AP dengan Wireless
Router
Secara umum fungsi AP dengan wireless
router (selanjutnya disebut WR) dalam WLAN sama dengan AP biasa, yang
membedakan adalah tambahan fungsi router selayaknya router pada LAN.
Fungsi-fungsi seperti DHCP, Filter IP dan MAC address, VPN, NAT, dan sebagainya
adalah fitur yang umum terdapat dalam sebuah perangkat WR. Keunggulan WR
dibandingkan dengan AP adalah pada sisi keamanan jaringan dan kemampuan routing
(mengizinkan WR untuk berfungsi sebagai router biasa pada jaringan LAN).
Gambar 16
Tampilan belakang WR WRT54G Linksys
Untuk melakukan pengaturan konfigurasi
WLAN pada WR maka harus mengatur
konfigurasi yang dijelaskan pada bab 4.5.1 pada poin konfigurasi WLAN pada AP.
Cara mengakses WR sama dengan AP, yaitu dengan menggunakan web
browser dan memasukkan IP address dari WR. Apabila
konfigurasi WLAN sudah diatur maka selanjutnya adalah mengatur konfigurasi
router, adapun parameter yang harus dikonfigurasi antara lain:
a. Konfigurasi internet
Konfigurasi ini digunakan untuk menghubungkan WLAN atau LAN
ke internet. Isi dari konfigurasi ini diperoleh dari penyedia jasa internet
(ISP), maka sebelum melakukan konfigurasi ada baiknya untuk menghubungi ISP
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Konfigurasi umumnya ini terdiri atas
parameter berikut:
1) DHCP
Hanya dapat digunakan apabila ISP yang digunakan mendukung
fitur DHCP atau menggunakan IP address dynamic. Apabila ISP tidak mendukung,
maka jangan gunakan konfigurasi ini atau akan terjadi network error.
2) Static
IP
Apabila tersedia IP address yang statik untuk terhubung ke
internet. Parameter yang terdapat pada konfigurasi ini antara lain: IP address,
subnet mask, gateway, dan DNS.
3) PPPoE
Umumnya digunakan apabila ISP menggunakan media DSL
sebagai penghubung ke internet. Parameter yang terdapat pada konfigurasi ini
antara lain: user name, password, max idle time, dan redial period.
Gambar 17
Contoh tampilan konfigurasi internet
b. DHCP
Konfigurasi DHCP ini berbeda dengan yang terdapat pada
konfigurasi internet. Konfigurasi DHCP ini hanya digunakan dalam jaringan WLAN atau LAN. Parameter yang
terdapat pada konfigurasi ini antara lain: DHCP server, starting IP server, max
number of DHCP user, static DNS, dan WINS.
c. Routing
Konfigurasi ini berisi fungsi-fungsi yang terdapat dalam
perangkat router LAN atau WAN. Masing-masing vendor perangkat mungkin
memberikan fasilitas yang berbeda satu dengan yang lain, namun pada umumnya
memberikan fasilitas NAT, port forwarding, access policy, DMZ, QoS, dan
sebagainya.
Gambar 18
Contoh tampilan konfigurasi routing
d. Firewall
Konfigurasi ini berfungsi untuk mengatur fitur firewall pada
perangkat.
Konfigurasinya mirip dengan fungsi firewall pada router LAN
atau WAN.
Gambar 19
Contoh tampilan konfigurasi firewall
Secara umum WR dapat berfungsi sebagai
router LAN atau WAN tanpa menggunakan fitur WLAN (apabila tersedia port
ethernet). Untuk dapat melakukan konfigurasi router dibutuhkan pengetahuan
lanjut mengenai jaringan.
4.5.3 Mempersiapkan perangkat WNA
Untuk mempersiapkan perangkat WNA perlu
diingat bahwa perangkat ini adalah penentu mode WLAN, baik Infrastruktur maupun
Adhoc. Pengaturan untuk mode WLAN akan dijelaskan pada bagian ini, dimulai dari
konfigurasi Infrastruktur. Berikut ini adalah komponen yang umumnya terdapat
pada paket penjualan WNA:
a. Modul
WNA
b. Antenna
c. CD
(biasanya berisi driver atau softcopy buku manual)
Sebelum melakukan instalasi harus
diingat bahwa perangkat ini akan dihubungkan dengan PC maka pastikan bahwa PC
dalam keadaan tidak ada power. Periksa interface yang digunakan perangkat WNA
dan pastikan masih ada tempat tersedia untuk memasang WNA ke PC. Contohnya slot
PCI untuk WNA PCI, atau port USB untuk WNA USB. Pastikan WNA telah terpasang
dengan sempurna, petunjuk untuk ini umumnya dapat dilihat pada buku manual.
Untuk WNA yang menggunakan antena eksternal, pasang antena pada konektor antena
dan arahkan keatas. Setelah WNA sudah terpasang dengan sempurna dan antena
(bila ada) terpasang kemudian nyalakan PC.
Gambar 20
Contoh pemasangan WNA PCI ke PCI slot
Gambar 21
Contoh pemasangan antena pada WNA PCI
Setelah PC dinyalakan dan masuk ke
dalam Windows, maka seharusnya Windows akan mendeteksi adanya perangkat baru
yang terpasang. Apabila Windows tidak mendeteksi perangkat baru maka prosedur
pemasangan WNA harus diulang dengan sebelumnya mematikan PC. Apabila Windows
telah mendeteksi WNA maka selanjutnya lakukan instalasi driver yang terdapat
pada CD. Umumnya Windows akan secara otomatis mendeteksi CD driver, namun apabila
hal ini tidak terjadi maka instalasi harus dilakukan dengan mengakses drive
dimana CD berada dan mencari file instalasi. Proses instalasi biasanya
dijelaskan dalam buku manual, sehingga dalam melakukan proses instalasi
seharusnya dapat dilaksanakan secara prosedural.
Apabila instalasi telah dapat dilakukan
maka langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi WNA. Dapat dilihat pada system tray
Windows pada bagian kanan bawah terdapat icon, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 22. Icon tersebut menandakan status dari WLAN.
Selanjutnya icon ini akan disebut sebagai icon WLAN.
Gambar 22 Icon WLAN
Ada 2 jenis metode untuk melakukan
konfigurasi pada Windows yaitu:
a. Wireless Zero Configuration (WZC).
WZC merupakan metode default dari Windows.
Apabila tidak tersedia metode lain, maka hanya WZC yang dapat digunakan untuk
melakukan konfigurasi. Untuk dapat mengakses WZC, klik kanan pada icon
WLAN. Ikuti petunjuk berikut:
Klik View
Available Wireless Network klik Change
advanced settings pada Related Tasks
klik tab Wireless Network.
Maka akan keluar tampilan seperti gambar
dibawah.
Gambar 23 Tampilan window Network Connection
b. Software konfigurasi dari perangkat
WNA.
Tampilan dan fitur dari software ini beragam, namun pada
umumnya menggunakan parameter yang sama dengan WZC untuk melakukan konfigurasi
WLAN.
Gambar 23
Tampilan software konfigurasi WNA Linksys WMP54G
Kedua metode diatas akan dijelaskan
bersama-sama pada pembahasan dibawah. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, mode
WLAN yang pertama dibahas adalah mode Infrastruktur.
4.5.3.1 Mengkonfigurasikan dengan mode Infrastruktur
Untuk mengkonfigurasikan WNA untuk
menggunakan mode Infrastruktur, ikuti petunjuk berikut untuk setting
menggunakan WZC:
a. klik
kanan pada icon WLAN
b. Klik
View
Available Wireless Network klik Change
advanced settings pada Related Tasks
klik tab General.
c. Pilih
Properties
klik tombol Configure (pada tab General)
tab Advanced.
d. Pilih
Network
Type pada box Property Pilih Infrastructure
pada box Value.
e. Pilih
SSID pada box Property
masukkan nama SSID dari AP yang dituju pada box Value.
f.
Klik OK.
g. Klik
View
Available Wireless Network.
Gambar 24 Tampilan window Wireless Network Connection
h. Apabila
SSID dari AP diatur pada mode broadcast, maka SSID AP akan tampil pada kolom
disebelah kanan. Pilih SSID yang diinginkan dan klik tombol Connect.
Proses konfigurasi telah selesai, namun bila sebaliknya SSID tidak tampil,
lanjutkan tahapan.
i.
Apabila SSID dari AP tidak tampil pada kolom,
maka klik Change advanced settings pada Related Tasks klik tab Wireless Network.
j.
Pastikan kotak Use Windows to configure my
wireless setting terisi.
k. Klik
tombol Add
l.
Atur konfigurasi sesuai dengan konfigurasi AP.
Parameter yang harus di konfigurasi adalah SSID, Network authentication dan Data
encryption. Bila menggunakan WEP maka masukkan juga Network
key.
m. Klik
OK
n. Tunggu
hingga tampil icon
o. Klik
OK
Gambar 25
Tampilan window Network
Connection
Apabila langkah n tidak tampil setelah
beberapa menit, maka telah
terjadi kesalahan pada konfigurasi. Ulangi tahapan dari
awal kembali dan pastikan SSID, Network authentication dan Data
encryption sama dengan konfigurasi pada AP. Selanjutnya akan dijelaskan
mengenai tahapan konfigurasi mode Adhoc.
4.5.3.2
Mengkonfigurasikan dengan mode Adhoc
Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan
konfigurasi WNA dengan
mode Adhoc. Perlu diingat bahwa mode ini hanya
menghubungkan dua WNA yang terpasang pada PC. Perhatikan dengan seksama bahwa
tahapan ini dibedakan menjadi dua, poin a hingga g dilakukan pada WNA pertama,
dan poin h dan seterusnya dilakukan pada WNA kedua.
a. klik
kanan pada icon WLAN
b. Klik
View
Available Wireless Network klik Change
advanced settings pada Related Tasks
klik tab General.
c. Pilih
Properties
klik tombol Configure (pada tab General)
tab Advanced.
d. Pilih
Network
Type pada box Property Pilih Adhoc pada box Value.
e. Pilih
SSID pada box Property
masukkan nama SSID dari AP yang dituju pada box Value.
f.
Klik OK.
g. Klik
View
Available Wireless Network.
p. Apabila
SSID dari WNA pertama tampil pada kolom disebelah kanan. Pilih SSID yang
diinginkan dan klik tombol Connect. Proses konfigurasi telah selesai,
namun bila sebaliknya SSID tidak tampil, lanjutkan tahapan.
q. Apabila
SSID dari WNA tidak tampil pada kolom, maka klik Change advanced settings
pada Related
Tasks klik tab
Wireless Network.
r. Pastikan
kotak Use
Windows to configure my wireless setting terisi.
s. Klik
tombol Add
t.
Atur konfigurasi sesuai dengan konfigurasi WNA
pertama. Parameter yang harus di konfigurasi adalah SSID, Network
authentication dan Data encryption. Bila menggunakan WEP maka
masukkan juga Network key.
u. Klik
OK
v. Tunggu
hingga tampil icon
w. Klik
OK
Apabila langkah n tidak tampil setelah
beberapa menit, maka telah
terjadi kesalahan pada konfigurasi. Ulangi tahapan dari
awal kembali dan pastikan SSID, Network authentication dan Data
encryption sama dengan konfigurasi pada WNA. Selanjutnya akan dijelaskan
mengenai tahapan untuk menguji jaringan WLAN.
4.6 Melakukan pengujian terhadap jaringan WLAN
Cara termudah untuk mendeteksi
kesuksesan implementasi adalah dengan melihat icon WLAN pada system tray
Windows. Apabila icon WLAN sudah berubah menjadi seperti dan apabila kursor diposisikan diatas icon
menampilkan keterangan seperti gambar 26. Maka dapat dikatakan jaringan WLAN
telah terhubung.
Gambar 26
Tampilan informasi mengenai WLAN
Cara lainnya adalah dengan menggunakan
software tambahan seperti contohnya NetStumbler (www.netstumbler.com).
NetStumbler dapat mendeteksi keberadaan WLAN yang berada disekitar WNA pada PC
yang terinstalasi aplikasi tersebut. Aplikasi NetStumbler menggunakan WNA yang
terdapat pada PC untuk melakukan pencarian terhadap AP, WR, dan WNA
disekitarnya. Informasi yang diperoleh dari pencarian tersebut dapat dikatakan
sangat komprehensif. Parameter seperti MAC address, channel, kekuatan sinyal
dan yang lainnya dapat diketahui oleh aplikasi tersebut.
Cara penggunaan aplikasi NetStumbler
sangat mudah. Setelah aplikasi diinstal di PC, aplikasi tersebut dapat langsung
digunakan tanpa melakukan konfigurasi selain untuk memilih perangkat WNA yang
akan digunakan untuk melakukan pencarian. Caranya dengan mengklik menu Devices
dan langsung pilih perangkat yang akan digunakan. Aktifkan mode pencarian
dengan mengetik
CTRL-B. Pencarian akan dilakukan secara otomatis dan
hasilnya akan ditampilkan seperti pada gambar dibawah.
Gambar 27
Tampilan aplikasi NetStumbler
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1 Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah
berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a.
Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b.
Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan
yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c.
Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik
baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d.
Membantu anda untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e.
Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika
diperlukan.
f.
Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur
untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan
penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian
selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan
kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan
rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat
pencapaian / perolehan Anda.
Modul Teknik Komputer Jaringan :
Menginstalasi Jaringan Nirkabel ::: SMK Muhammadiyah 5 Babat | BAB V
Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan
sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar
dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun
semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan
pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber
Kepustakaan ( Buku Informasi )
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi
pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan
Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1.
Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2.
Lembar kerja
3.
Diagram-diagram, gambar
4.
Contoh tugas kerja
5.
Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan
lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar
ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari
penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu,
dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain
yang lebih baik atau jika ternyata sumbersumber yang direkomendasikan dalam
pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
5.3 Daftar Peralatan dan Bahan yang digunakan
1.
Judul/Nama Pelatihan : Melakukan Setting Konfigurasi Komunikasi
Wireless
2.
Kode Program Pelatihan : TIK.CS02.052.01
NO
|
UNIT KOMPETENSI
|
KODE
UNIT
|
DAFTAR PERALATAN
|
DAFTAR BAHAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Melakukan
Setting
Konfigurasi
Komunikasi
Wireless
|
TIK.CS02.
052.01
|
-
Unit PC (Personal
Computer) dengan CD drive dan Floppy Disk.
-
PC dengan sistem operasi Windows XP
SP2
-
Keyboard dan mouse - RAM dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan. - Perangkat AP atau WR.
-
Perangkat WNA.
|
- CD perangkat AP atau WR. - CD perangkat WNA. -
Buku informasi konfigurasi wireless.
|
-
|
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
DAFTAR PUSTAKA
• Website:
o http://www.microsoft.com/ o http://www.netstumbler.com/
o http://www.linksys.com/
o http://en.wikipedia.org/
o http://www.obengware.com/
o http://www.pcstats.com/
o http://comp.networking.about.com/
• Media
Cetak o Buku
manual Linksys WMP54G o Buku manual Linksys WAP54G o Buku manual Linksys WRT54G
Tidak ada komentar:
Posting Komentar